MINAHASA – Universitas Negeri Manado (Unima) kembali mencetak sejarah baru.
Dibawa kepemimpinan Rektor Unima, Prof. Dr. Deitje Adolfien Katuuk, M.Pd, Fakultas Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, dan Kebumian (FMIPAK) Unima berhasil membuka dua Program Studi (Prodi) baru.
Kedua Prodi baru ini yakni Prodi Sarjana Geofisika dan Prodi Sarjana Ilmu Lingkungan. Kedua Prodi ini menjadi Prodi satu-satunya yang ada di Provinsi Sulawesi Utara (Utara).
Rektor Unima, Prof. Deitje Adolfien Katuuk, M.Pd., mengungkapkan alasannya membuka dua Prodi ini.
“Kedua Prodi ini dibuka karena kebutuhan daerah, sebab daerah kita kaya akan Sumber Daya Alam (SDA) tapi belum ada sekolah yang berkaitan dengan eksplorasi sumber daya alam,” ungkapnya
Selain itu, perempuan yang akrab disapa Prof Dei juga mengatakan bahwa dibukanya Prodi Geofisika dan Prodi Ilmu Lingkungan di Unima ini berdasarkan visi Unima.
“Kita tahu bersama di Sulut ini rentan akan bencana alam seperti yang terjadi baru-baru ini yakni erupsi Gunung Ruang di kabupaten Sitaro. Hanya sedikit SDM yang memiliki keahlian Mitigasi bencana, sehingga dibukanya Prodi S1 Geofisika dan Prodi S1 Ilmu Lingkungan Unima sesuai dengan visi Unima Unggul dan Inovatif berdasarkan Mapalus untuk menghasilkan sarjana-sarjana yang memiliki keahlian dan keterampilan di bidang eksplorasi sumber daya alam dan mitigasi bencana alam,” ujar Prof Dei.
Senada dengan itu, Doktor Sains Kebumian, Dr. Armstrong F. Sompotan, SSi, MSi, menyebutkan bahwa Prodi Sarjana Geofisika ini sudah lama diusulkan, nanti dibawa kepemimpinan Rektor Unima, Prof. Deitje Adolfien Katuuk, M.Pd, ini Prodi tersebut dibuka dan siap menerima baru.
“Menurut saya, ada beberapa hal yang mendorong kami untuk mengusulan pembentukan Prodi Sarjana Geofisika di Unima yakni, Provinsi Sulawesi Utara kaya akan sumber daya alam dan energi baru dan terbaharukan. Kedua, belum adanya sekolah atau program studi yang berkaitan dengan eksplorasi sumber daya alam dan energi di Provinsi Sulawesi Utara. Ketiga, Sulawesi Utara rentan akan bencana kebumian seperti erupsi di Gunung Ruang Sitaro namun hanya sedikit SDM yang memiliki keahlian di bidang geofisika sehingga sangat perlu dibuka Program Studi Geofisika untuk menghasilkan sarjana-sarjana geofisika yang mempunyai keahlian dan keterampilan di bidang geofisika dalam upaya Mitigasi Bencana Alam dan Eksplorasi Sumber Daya Alam,” ulas Sompotan, yang juga Sekertaris Himpunan Ahli Geofisika Indonesia di Sulut ini.
Ketua LPPM Unima ini juga menuturkan, sejumlah kampus terkenal di Indonesia telah mengembangkan Prodi tersebut dan inilah contoh yang baik bagi Unima.
“Sebagai perbandingan di ITB ada Prodi Teknik Geofisika dikembangkan teknologi untuk pemanfaatan sumberdaya bumi, lingkungan alam dan Mitigasi Bencana Kebumian. Di ITS ada Prodi Teknik Geofisika dengan bidang penelitian eksplorasi minyak dan gas bumi. Di UGM ada Prodi Geofisika dengan orientasi pengembangan pendidikan, penelitian dan pelayanan geofisika berwawasan lingkungan. Adapun Prodi Geofisika Unima adalah kombinasinya yaitu geofisika sains dan terapan,” tuturnya.
Alumnus Institut Teknologi Bandung ini juga menjelaskan, hal-hal yang mendorong tercetusnya usulan pembentukan Program Studi S1 Ilmu Lingkungan di Unima.
“Pertama, belum adanya sekolah yang berkaitan dengan Ilmu Lingkungan di Provinsi Sulawesi Utara. Kedua permasalahan lingkungan Wilayah Pesisir dan Kawasan Pertambangan merupakan salah satu masalah di Sulawesi Utara, sehingga sangat perlu dibuka Prodi Ilmu Lingkungan untuk menghasilkan Sarjana dengan keahlian dan keterampilan di bidang ilmu lingkungan,” jelas Sompotan.
“Sebagai perbandingan di UNG ada Prodi Ilmu Lingkungan dengan bidang kajian lingkungan tentang pencemaran air dan udara, manajemen limbah, hingga perencanaan tata ruang berkelanjutan. Di Universitas Mulawarman ada Prodi Ilmu Lingkungan dengan bidang kajian ekosistem hutan tropis lembab dan lingkungannya. Di Universitas Sebelas Maret ada Prodi S1 Ilmu Lingkungan yang mengkaji keilmuan lingkungan dengan spesifikasi pada ekosistem perairan tawar,” lanjutnya.
Sompotan berharap, dengan adanya dua Prodi ini menjadi semangat baru bagi civitas akademika Unima dalam mewujudkan Unima Unggul, Inovatif Berdasarkan Mapalus.
“Semoga dengan lahirnya dua prodi baru ini membawa semangat tersendiri bagi civitas akademika Unima dalam menjawab tantangan bencana kebumian dan masalah pertambangan di Sulawesi Utara ini,” pungkas salah satu calon kuat Rektor Unima ini.
1). Keunggulan program studi yang diusulkan, Prodi Geofisika Unima adalah:
– Menyelenggarakan program pendidikan untuk menghasilkan sarjana Geofisika yang bermoral dan berakhlak mulia, mempunyai keahlian dan keterampilan di bidang Geofisika untuk mengelola sumber daya alam yang melimpah di Provinsi Sulawesi Utara.
– Menghasilkan penelitian yang handal dan kompetitif untuk menunjang eksplorasi dan eksploitasi sumber daya alam, potensi energi baru danterbaharukan serta mitigasi bencana alam.
– Mampu memberikan kontribusi pada pembangunan, sebagai pusat pengembangan ilmu geofisika untuk mengkaji fenomena dan permasalahan sumber daya bumi, pemantauan dan rekonstruksi struktur bumi serta mitigasi bencana alam di Kawasan Timur Indonesia.
Bidang keahlian Geofisika yang dikembangkan yaitu:
• Eksplorasi panas bumi (Geothermal)
• Eksplorasi tambang mineral
• Eksplorasi minyak dan gas bumi
• Eksplorasi air tanah
• Seismologi dan mitigasi bencana gempa bumi
• Vulkanologi dan mitigasi bencana erupsi gunung api
• Mitigasi bencana tanah longsor
Profile Lulusan
Profil lulusan Program Studi Geofisika antara lain sebagai surveyor, interpreter, peneliti, pendidik, konsultan dan manajerial. Dengan peluang kerja yang sedemikian luas maka lapangan kerja sarjana Geofisika dapat mengisi sektor pemerintah dan sektor swasta;
Bidang Pemerintahan:
Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (Direktorat Volkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi).
Lemigas (Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi).
Kementerian Pekerjaan Umum.
Dinas Pertambangan PEMDA.
Bidang Pertambangan dan Perminyakan.
Pertamina, Elnusa Geosains, Chevron, TOTAL Indonesie EP, Medco Energy, UNOCAL, British Petroleum, Freeport, PGS, Schlumberger, Halliburton, Petrochina.
PT. IWIP (Indonesia Weda Bay Industrial Park) dan PT. IMIP (Indonesia Morowali Industrial Park)
Bidang Pendidikan dan Penelitian.
Dosen
LIPI (Pusat Penelitian Geoteknologi, Pusat Penelitian Fisika Terapan).
BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional)
BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika)
a). Bidang Lainnya.
b). Konsultan Geofisika.
c). Konsultan Lingkungan.
Dengan pengetahuan yang dimilikinya para lulusan diharapkan dapat menyumbangkan kemampuannya di dunia kerja, khususnya pekerjaan yang terkait dengan bidang eksplorasi sumber daya alam, mitigasi bencana alam, masalah lingkungan, geoteknik, serta bidang-bidang lain yang terkait dengan ilmu geofisika. Kebutuahan tenaga yang memiliki latar belakang geofisika sangat diperlukan di Sulawesi Utara, sebagai akibat dari perkembangan ekonomi yang berhubungan dengan eksplorasi dan eksploitasi energi baru terbarukan. Berbagai lembaga pemerintah, lembaga swadaya masyarakat dan sektor industri energi, Kementerian ESDM, pertambangan, dan PLN serta BRIN sangat membutuhkan tenaga yang memiliki pengetahuan dan keterampilan yang berhubungan dengan geofisika.
Program Studi Geofisika Unima akan mampu menghasilkan sumber daya manusia yang handal untuk mengelola sumber daya alam di Sulawesi Utara, manajemen bencana alam di Kawasan Timur Indonesia dan dapat membantu pemerintah dalam usaha eksplorasi energi baru dan terbarukan untuk pemenuhan kebutuhan energi.
2). Keunggulan lain program studi yang diusulkan, Prodi S1 Ilmu Lingkungan Unima dalah:
Menyelenggarakan program pendidikan untuk menghasilkan sarjana Ilmu Lingkungan yang bermoral dan berakhlak mulia, mempunyai keahlian dan keterampilan di bidang Ilmu Lingkungan untuk mengatasi permasalahan lingkungan yang ada di Provinsi Sulawesi Utara mencakup wilayah pesisir dan kawasan pertambangan.
Menghasilkan peneliti yang handal dan kompetitif yang mampu melakukan eksperimen sosial dengan melakukan pendekatan kepada masyarakat untuk memberikan pemahaman tentang permasalahan lingkungan sehingga pendekatan yang dilakukan tidak hanya bersifat keteknikan melainkan juga pendekatan kultural.
Mampu memberikan kontribusi pada pembangunan infrastruktur lingkungan, sebagai penghubung antara pemerintah dan masyarakat untuk menyelesaikan permasalahan lingkungan yang ada, memperbaiki lingkungan hidup dan menjaga kesehatan lingkungan.
Dari sudut pandang kajian capaian pembelajaran, prodi S1 Ilmu Lingkungan Unima melakukan proses evaluasi untuk menilai ketercapaian pembelajaran mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap melalui pengembangan Instrumen Evaluasi yaitu tes, tugas, proyek atau observasi. Mahasiswa kemudian mengikuti instrumen evaluasi yang telah disiapkan. Data yang terkumpul lewat instrumen evaluasi, dievaluasi serta diidentifikasi secara menyeluruh untuk mengetahui are kelemehan dan kekuatan.
Dari aspek kurikulum, prodi S1 Ilmu Lingkungan Unima memiliki kurikulum dengan pembelajaran yang fokus kepada pengembangan keterampilan praktis. Dengan demikian metode pembelajaran yang digunakan mengutamakan kombinasi dari ceramah, diskusi kelompok dan proyek praktis. Kurikulum S1 prodi Ilmu Lingkungan Unima disusun dan diajarkan oleh para tenaga pengajar/dosen dalam bidang keahlian Ilmu Lingkungan. Kurikulum juga dirancang guna memenuhi kebutuhan terkait untuk mengatasi permasalahan lingkungan wilayah pesisir dan kawasan pertambangan, dan akan terus dikembangkan dan disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Profile Lulusan
Para lulusan dari program sarjana Ilmu Lingkungan akan memiliki penguasaan skill dan pengetahuan dalam bidang Ilmu Lingkungan, meliputi pengelolaan sumber daya alam, pengelolaan air minum, air limbah, sampah, dan drainase sebagai kompetensi utama sehingga dapat mencegah (preventing), mengurangi (reducing), dan menangani (treating) permasalahan lingkungan dengan tambahan pendekatan kultural yaitu pendekatan kepada Masyarakat Sulawesi Utara mencakup lingkungan wilayah pesisir dan pengelolaan lingkungan hidup kawasan pertambangan. Seiring dengan meningkatnya penerapan pembangunan berwawasan lingkungan menjadikan keprofesian Ilmu Lingkungan sangat dibutuhkan di masyarakat dalam menyusun dokumen evaluasi lingkungan hidup seperti AMDAL.
Sarjana Ilmu Lingkungan juga akan memiliki penguasaan skill dan pengetahuan dalam upaya mencegah dan menerapkan pengendalian limbah cair, padat, dan gas, serta K3 sebagai kompetensi tambahan dalam rangka melindungi kesehatan masyarakat dan lingkungan.
Di Instansi pemerintah, sarjana Ilmu Lingkungan dapat bekerja sebagai tim ahli lingkungan hidup di departemen teknis maupun non teknis seperti PU, ESDM, Depdagri, KLH, BPLH, BPLHD, Kimpraswil, dan PDAM.
Sebagai wirausahawan, sarjana Ilmu Lingkungan dapat bekerja mandiri, bahkan mampu membuka lapangan pekerjaan yang semakin kompetitif. Dengan bekal ilmu lingkungan, maka lulusan memiliki ketrampilan di bidang Ilmu Lingkungan dan mampu mengkomunikasikan produk atau jasa yang dihasilkannya. (A/**)